Update Sabtu, 07/05/22
Translator: Irina Aoi
Editor: Yumeko
Chapter 1 : Prologue - Tiga Cara Bertahan Hidup di Dunia yang Hancur
[Ada tiga cara untuk bertahan hidup di dunia yang hancur. Mungkin aku telah melewatkan beberapa hal, tetapi satu hal yang pasti. Fakta bahwa kamu yang sedang membaca cerita ini yang akan tetap bertahan. Three Ways to Survive in a Ruined World]
Sebuah platform web novel memenuhi layar ponsel lamaku. Aku menggulir ke bawah, kemudian menggulir ke atas lagi. Sudah berapa kali aku melakukan ini?
"Benarkah? Ini endingnya?"
Aku memeriksa sekali lagi, dan tertera tulisan 'lengkap' tidak salah lagi. Cerita itu telah berakhir.
+
[Three Ways to Survive in a Ruined World]
Penulis: tls123
3.149 bab.
+
Three Ways to Survive in a Ruined World adalah novel bergenre fantasi yang berisikan sebanyak 3.149 bab. Nama singkatannya adalah Ways of Survival.
Aku terus membaca novel Ways of Survival sejak tahun ketiga sekolah menengah. Aku membaca novel ini saat masih diganggu oleh para Iljin (sebutan untuk kumpulan orang-orang nakal penggangu), saat merusak ujian masuk universitas hingga terpaksa masuk universitas lokal. Aku juga membacanya saat undian acak terkutuk menempatkanku di unit militer barisan terdepan, saat aku berulang kali berganti pekerjaan dan sekarang bekerja sebagai kontraktor untuk afiliasi di sebuah perusahaan besar. Sial, mari kita berhenti membicarakan ini.
Bagaimanapun juga...
[Kata-kata Penulis: Terima kasih banyak telah membaca Ways of Survival sampai di sini. Aku akan kembali dengan sebuah epilog!]
"Ah... Tersisa epilog. Berarti bab selanjutnya benar-benar yang terakhir."
Dari akhir masa kanak-kanak hingga dewasa, novel Ways of Survival telah ditulis selama 10 tahun. Perasaanku campur aduk antara merasa sedih seolah dunia akan berakhir, namun juga merasa puas dalam hati. Aku membuka kolom komentar dari pesan terakhir penulis dan mengetik sebuah kalimat beberapa kali.
-Kim Dokja: Penulis, terima kasih untuk semuanya selama ini. Aku menantikan epilognya.
Ucapan yang tulus dariku. Ways of Survival adalah novel hidupku. Walaupun bukan yang paling populer, tapi itu merupakan novel terbaik bagiku. Ada banyak kata-kata yang ingin aku sampaikan tetapi aku tidak bisa menyampaikannya. Aku takut kata-kataku yang ceroboh akan menyakiti hati penulis.
-Rata-rata 1,9 tayangan per bab.
-Rata-rata 1,08 komentar.
Itu adalah indeks popularitas rata-rata dari novel Ways Of Survival. Jumlah tayangan untuk bab pertama adalah 1.2000, tetapi turun menjadi 120 pada bab ke-10, dan 12 untuk bab ke-50. Pada saat bab ke-100, dengan tayangan hanya 1 orang pembaca.
Tayangan = 1.
Aku diliputi oleh perasaan yang puas saat melihat banyak tulisan '1' tayangan yang muncul di sebelah daftar bab. Dalam beberapa kasus, ada '2' tayangan, tetapi kemungkinan satu orangnya salah pencet.
"Terima kasih."
Penulis menerbitkan novel ini sekitar 3.000 bab lebih dengan hanya 1 pembaca per bab selama 10 tahun. Rasanya seolah ini adalah sebuah cerita yang hanya dibuat khusus untukku. Aku menekan 'Papan Rekomendasi' dan mulai mengetik sesuatu di keyboard.
-Aku merekomendasikan novel ini, sangat seru.
Penulis telah menerbitkan sebuah novel lengkap yang bisa kubaca secara gratis, sebagai gantinya aku harus memberikan rekomendasi untuk novelnya pada orang-orang. Aku mengklik tombol selesai, lalu beberapa komentar dengan cepat muncul.
-Sepertinya bukan novel baru. Aku mencari pemilik akun yang memposting ini, dan menemukan fakta bahwa pemilik akun telah merekomendasikan novel yang sama beberapa kali.
-Bukankah spam rekomendasi dilarang? Orang itu tidak boleh melakukan sesuatu seperti itu di sini.
Aku ingat bebeberapa bulan yang lalu aku juga menulis postingan rekomendasi untuk novel Ways Of Survival. Dalam sekejap, ada puluhan komentar yang meminta 'penggunggah' untuk diselidiki.
Wajahku memerah karena malu.
Aku yakin penulis Ways Of Survival akan segera melihat komentar- komentar ini. Aku mencoba menghapus postingan rekomendasiku, tetapi postingan tersebut dilaporkan, jadi tidak bisa dihapus.
"Ini..."
Dipikir-pikir lagi ini sangat menyedihkan. Rekomendasi novel yang kutulis dengan segenap ketulusan malah jadi begini. Jika saja mereka melirik novel ini sedikit... Mengapa tidak ada yang mencoba membaca novel yang sangat menarik ini?
Aku ingin memberikan sumbangan kepada penulis, tetapi aku tidak mampu karena aku adalah seorang pekerja yang hampir tidak mendapatkan gaji. Kemudian aku menerima pemberitahuan 'pesan masuk'.
-tls123: Terima kasih.
Sebuah pesan muncul entah dari mana. Butuh beberapa waktu bagiku untuk memahami situasi.
-Kim Dokja: Ini penulis...?
tls123--adalah penulis Ways of Survival.
-tls123: Iya, benar. Aku bisa menyelesaikan novel ini sampai akhir berkatmu. Dan aku juga telah memenangkan kompetisi.
Aku tidak percaya. Ways of Survival memenangkan kompetisi?
-Kim Dokja: Selamat! Kompetisi apa?
-tls123: Kamu tidak akan tahu karena ini adalah kompetisi yang tidak diketahui.
Aku bertanya-tanya apakah penulis malu karena telah berbohong, tetapi aku berharap itu benar. Mungkin aku benar-benar tidak tahu. Mungkin saja novel Ways Of Survival agak terkenal di platform lain. Aku sedikit sedih, tetapi itu bagus karena orang-orang harus tahu novel ini benar-benar luar biasa.
-tls123: Aku ingin mengirimkan hadiah khusus untukmu sebagai ucapan terima kasih.
-Kim Dokja: Hadiah?
-tls123: Terima kasih kepada pembaca yang budiman sepertimu karena berkatmu cerita ini akan hadir ke dunia.
Aku memberi penulis alamat emailku saat dia bertanya.
-tls123: Ah, benar. Novelku mendapat jadwal monetisasi (semacam dibuatkan fitur pembayaran menggunakan uang atau koin)
-Kim Dokja: Wow, benarkah? Kapan akan dimulai? Mahakarya ini seharusnya dibayar sejak awal...
Ini mustahil. Novel Ways of Survival adalah serial harian, mungkin aku akan menghabiskan sebanyak 3.000 won dalam sebulan untuk bisa membaca novel itu. Sedangkan 3.000 won adalah salah satu harga makan siang di minimarket bagiku.
-tls123: Monetisasinya akan dimulai besok.
-Kim Dokja: Lalu epilog yang diunggah besok perlu dibayar juga?
-tls123: Ya, aku khawatir kamu diharuskan membayarnya.
-Kim Dokja: Tentu saja, aku harus membayar! Aku akan membayar untuk epilog!
Setelah itu tidak ada balasan dari penulis. Aku memutuskan keluar dari situs web. Rasa pesimis merasuki pikiranku. Penulis pergi begitu saja tanpa membalas pesanku saat dia telah menjadi sukses...? Kekagumanku berubah menjadi kecemburuan kecil. Apa yang membuatku begitu bersemangat? Lagipula itu bukan novelku.
"Apakah penulis akan memberiku hadiah semacam sertifikat budaya? Akan lebih baik jika itu seharga 50.000 won."
Saat itu, aku berpikiran naif. Aku benar-benar tidak tahu tentang apa yang akan terjadi pada dunia esok harinya.
5 Komentar
udah aku komen
BalasHapusTerima kasih telah mampir.
Hapusnatasya key lov
BalasHapusCha, sekarang udah boleh mampir ke hati kamu gak?
BalasHapusSemangat, Cha
BalasHapus