Update Rabu, 15/06/22
Translator: Irina Aoi
Editor: Yumeko
Chapter 17 : Episode 4 – Garis Kemunafikan (Part 2)
Aku sering memikirkannya. Mengapa begitu banyak 'penjahat yang dapat diprediksi' muncul dalam cerita pasca-apokaliptik (cerita bergenre kiamat, kehancuran dunia atau akhir dunia). Pastilah karena kemalasan penulis untuk berpikir bahwa kejahatan seperti pemerkosaan atau pencurian akan terjadi tanpa pandang bulu dalam situasi seperti ini. Jika 'kehancuran dunia' sesungguhnya terjadi, bukankah manusia akan bertindak lebih rasional dari yang mereka pikirkan?
"Sepertinya dia tidak mau menyerahkannya. Hei, bunuh saja dia!"
Jawabannya sekarang tepat di depanku. Aku mengamati orang-orang yang datang ke arahku, serta orang-orang yang menonton dari belakang.
[Rasi bintang 'Hakim Api Seperti Iblis' mengharapkan pengambilan keputusan yang adil.]
Aku sekali lagi menyadari bahwa imajinasi manusia terlalu klise, namun manusia nyata jauh lebih klise daripada imajinasi.
Hwiik!
Lintasan pipa besi bergerak dengan cara yang lucu di udara. Itu bukan serangan dengan maksud membunuh. Sebenarnya, serangan mereka tidak terlalu menyakitkan.
"J-Jika kamu tidak segera melarikan diri, kamu benar-benar akan mati. Pergilah!"
Keempat pria itu mengelilingiku. Yang satu gemetar tapi yang lain terlihat lebih santai dari sebelumnya, mungkin karena keuntungan dalam jumlah mereka.
"Apa yang sedang dilakukan anak nakal ini?" Bersamaan dengan teriakan itu, seorang pria bergegas maju. Itu jelas postur tubuh yang lemah. Aku bergerak menusukkan duri ke kaki mereka.
Puk!
"Aaaack! Kakiku! Kakiku!"
"Bajingan!"
"Ayo pukul saja dia bersama-sama!"
Walaupun mereka gelisah, mereka tetap bergerak memukulku secara bersamaan, tetapi aku tidak takut. Tingkat kekuatan orang-orang itu hanya sekitar 5 level. Aku menahan serangan yang datang dan diam-diam menusukkan duri lagi. Paha mereka berturut-turut tertusuk duri, mereka berlutut dengan teriakan. Meskipun demikian, aku tidak membunuh mereka. Itu karena penyelesaian skenarionya hanya sekedar 'menetralisir' para pengganggu.
[Rasi bintang dari kebaikan mutlak mengangguk pada keputusanmu.]
[Beberapa rasi bintang menertawakan kemanusiaanmu.]
[Rasi bintang telah mensponsorimu 100 koin.]
Jika aku menjadi seorang pembunuh, aku bisa menarik perhatian rasi bintang tetapi itu hanya berlaku sementara waktu. Meningkatkan ambang stimulasi secara instan tidak baik dalam jangka panjang.
[Ada tiga menit menuju akhir skenario.]
Dua menit telah berlalu. Perhitungan waktu sangat penting dalam skenario ini.
"A-Apa-apaan bajingan ini? Kenapa kamu tidak mati?"
Pada saat yang sama, orang yang melihat situasi dari belakang maju ke depan. "Kamu adalah pria yang cukup tangguh. Kalian semua mundur, biar aku yang berurusan dengannya."
"Cheolsoo hyung-nim! Orang ini sepertinya memiliki sponsor yang cukup kuat!"
('Hyung' adalah sebutan untuk kakak laki-laki. Digunakan oleh laki-laki kepada laki-laki yang lebih tua. Menambahkan '-nim' di akhir agar lebih sopan dan hormat.)
"Bagus. Sepertinya dia punya banyak koin."
Orang yang dipanggil 'Cheolsoo' memiliki kuku-kuku jari besi yang mengkilap hitam. Apa dia mendapatkan itu dari sponsornya?
Terdengar suara tulang retak dari tangan yang tertekuk.
[Karakter 'Cheolsoo' telah menggunakan 'Threaten'.]
(Threaten--kekuatan mengancam yang Cheolsoo dapatkan dari 'stigma' milik sponsor rasi bintangnya.)
[Threaten tidak berhasil karena kesenjangan kemampuan keseluruhan terlalu besar.]
"Hoh, sepertinya kamu cukup berani. Kamu tidak takut sama sekali." Tinju pria itu bergerak sebelum dia selesai berbicara. Serangan itu ditujukan tepat ke rahangku. Aku segera mundur. Orang itu tersenyum. "Kamu lumayan tangguh. Apa kamu berolahraga?"
Bahkan jika aku tidak memiliki keahlian gerak kaki, siapapun dapat melakukan ini jika kelincahan mereka melebihi level 10. Karena aku sebelumnya menginvestasikan sebagian besar sisa koinku setelah membeli item, jumlah total statistik tubuhku sekarang mencapai 33 level. Haruskah aku mengecek informasi orang ini?
[Keahlian Eksklusif, Daftar Karakter diaktifkan.]
[Informasi Karakter]
[Nama: Bang Cheolsoo]
[Usia: 34 tahun]
[Sponsor Rasi Bintang: Raja Kentang Goreng Kecil]
[Atribut Pribadi: Pemimpin Pasukan Serangan (Umum)]
[Keterampilan Eksklusif: Dogfight Level 2, Bluff Level 2]
(Dalam istilah kemiliteran 'Dogfight' adalah pertempuran di udara antar pesawat tempur dalam jarak dekat. Ini juga memiliki arti anjing yang sedang berkelahi atau perkelahian jarak dekat.)
[Stigma: Threaten Level 1]
[Statistik Keseluruhan: Fisik Level 6, Kekuatan Level 7, Kelincahan Level 6, Kekuatan Sihir Level 2]
[Evaluasi Keseluruhan: Seekor benih kecil biasa yang beruntung mendapatkan sponsor. Dia memiliki kecenderungan untuk melebih-lebihkan kemampuannya dibandingkan dengan kekuatan tempurnya yang sebenarnya]
Ah… benar. Sekarang aku ingat.
"Bang Cheolsoo dari Grup Cheoldoo."
"Apa kau mengenalku?"
"Mungkin..."
Ingatanku redup karena karakternya menghilang seperti angin di awal novel Ways Of Survival, tapi samar-samar aku ingat ada seorang tokoh bernama Bang Cheolsoo. Dia adalah orang paling bodoh di grup di Stasiun Geumho. Sejauh yang aku tahu, orang-orang ini seharusnya sudah mati dibunuh Yoo Jonghyuk, tapi mengapa mereka masih hidup?
"Ohu, mungkin kamu termasuk dalam kategori 'itu'? Kau pasti telah membunuh banyak orang, kan? Ya, aku merasa kita agak mirip."
[Karakter 'Bang Cheolsoo' telah menggunakan skill 'Bluff'.]
Skill Bluff (skill menggertak). Itu adalah keahlian yang biasanya dimiliki seorang preman. Debuff yang cukup bagus untuk melemahkan kekuatan serangan lawan, tapi kasus ini berbeda.
(Dalam game, 'debuff' merupakan pemberian kerugian terhadap siapapun yang terkena efek skill yang dimiliki penggunanya.)
[Dinding Keempat telah memblokir 'Bluff' Bang Cheolsoo.]
[Kepercayaan diri Bang Cheolsoo dengan cepat jatuh.]
"Beraninya kau... Kamu benar-benar ingin mati, yah." Bang Cheolsoo mengambil postur gulat Yunani-Romawi yang mengancam. Dia bergegas ke arahku, tapi itu hanya gertakan. Itu karena dia tidak benar-benar memiliki kemampuan 'gulat'.
"Berhenti bertele-tele."
"Dasar bajingan!"
Skill utama yang dimiliki Bang Cheolsoo adalah 'Dogfight' Level 2. Keahliannya menjadi tidak akurat kecuali dia berkelahi dalam jarak dekat.
"Mati!"
Perbedaan kelincahan antara kami berdua sangat tinggi sehingga serangannya jarang mengenaiku. Aku menatapnya dengan sedikit simpati. Tidak semua rasi bintang memiliki keinginan untuk mengangkat inkarnasi mereka sebagai 'karakter utama' dalam skenario. Misalnya seperti sponsor milik Bang Cheolsoo, yaitu rasi bintang 'Raja Kentang Goreng Kecil' yang terkenal pelit dengan inkarnasinya. Sosok masokis yang senang menggunakan orang idiot sebagai inkarnasinya dan juga senang melihat inkarnasinya sendiri dihancurkan oleh inkarnasi lain. Itu tidak lain adalah rasi bintang 'Raja Kentang Goreng Kecil.'
[Rasi bintang 'Raja Kentang Goreng Kecil' merasa senang.]
[Rasi bintang 'Raja Kentang Goreng Kecil' telah mensponsorimu 100 koin.]
Meskipun inkarnasinya dihancurkan, rasi bintang Raja Kentang Goreng Kecil tetap mendukung musuh. Awalnya, aku berpikir untuk mengakhiri serangan dengan cepat dalam satu pukulan tetapi sekarang ceritanya sedikit berbeda.
[Ada dua menit menuju akhir sub-skenario.]
Maka aku harus memanfaatkan waktu yang tersisa sebaik mungkin.
"Kau bajingan tikus!" Semua dialog Bang Cheolsoo jadi terdengar seperti sponsor rasi bintangnya, betapa menyedihkan.
"Haha! Aku memukulmu!"
Serangannya mengenaiku, tetapi area dimana aku dipukul hanya terasa seperti sengatan kecil.
"Bagaimana rasanya bajingan?"
Rasanya?
Fisikku telah mencapai Level 12, sementara kekuatannya hanya Level 7. Perbedaan dalam statistik keseluruhan menciptakan kesenjangan perbedaan kekuatan yang sangat besar.
"Apa giliranku sekarang?"
Aku menyentuh pipi Bang Cheolsoo yang tercengang sebelum memukulnya sekeras yang aku bisa. Beberapa giginya terbang keluar saat Bang Cheolsoo berteriak. Aku juga tidak ragu-ragu menusuk lengannya dengan duri.
"Aaaagh!"
Aku menjepit salah satu lengannya ke dinding dengan duri, memulai serangan tanpa pandang bulu. Aku memilih area tubuh yang paling menyakitkan tanpa membuatnya pingsan, seperti punggung, paha, dan sisi perut.
[Rasi bintang 'Raja Kentang Goreng Kecil' merasa semakin senang.]
[Rasi bintang 'Raja Kentang Goreng Kecil' telah meminta perpanjangan waktu sub-skenario.]
[Sub-skenario diperpanjang satu menit.]
Aku jadi teringat luka-luka milik wanita yang kutemukan pingsan tadi.
"Kuheok! Kuheeok!"
Darah berserakan dimana-mana. Gigi yang copot jatuh ke tanah, juga tulang yang terpelintir secara tidak normal. Namun, aku tetap tidak berhenti menendang.
"B-Berhenti! Tolong lepaskan dia!"
Orang-orang yang berdiri di sekeliling berseru dengan panik. Aku melihat ke arah mereka sesekali, lalu melihat wanita yang tergeletak di tanah. Manusia itu lemah. Bagaimana bisa manusia lemah melakukan hal kejam seperti itu? Menggunakan alasan karena 'dunia telah hancur', hingga seenaknya membunuh, memperkosa wanita dan mencuri dari orang lain.
Apa karena insting? Tiba-tiba aku penasaran saat Bang Cheolsoo terlihat ketakutan di depan orang yang lebih kuat.
"Kenapa kamu melakukannya?" Itu adalah pertanyaan muncul entah darimana. Sebenarnya, aku tidak mengharapkan jawaban untuk pertanyaan ini tetapi pada saat aku ingin menendangnya lagi, Bang Cheolsoo tiba-tiba membuka mata.
"Brengsek... Bunuh saja aku, brengsek."
Saat aku melihat matanya, aku tahu dia telah menjawab pertanyaanku dengan caranya sendiri. Tatapan yang tidak menunjukkan keterikatan yang melekat pada kehidupan. Ya. Itu bukan karena insting. Bang Cheolsoo berbicara dengan suara pelan.
"Anjing, dunia yang seperti anjing ini..."
Dia adalah manusia yang putus asa jauh sebelum dunia hancur, sama sepertiku.
[Tersisa 10 detik sebelum sub-skenario berakhir.]
Aku tidak menunda lebih lama dan langsung memberikan tendangan kuat ke leher Bang Cheolsoo. Napasnya tersengal-sengal, Bang Cheolsoo akhirnya pingsan.
[Kamu telah memenuhi syarat untuk menyelesaikan sub-skenario.]
[Kamu telah mendapatkan 300 koin.]
Aku harap kalian semua senang.
[Rasi bintang 'Raja Kentang Goreng Kecil' merasa puas dan mensponsorimu 100 koin.]
Orang-orang mulai merangkak, mendekat ke arahku satu per satu.
"B-Betapa kejamnya ..."
Orang-orang itu melihat ke arah Bang Cheolsoo yang telah berubah seperti kain lap. Mereka menatapku dengan rasa takut, seperti anjing yang menunggu untuk dibuang di rumah jagal (tempat pemotongan hewan).
Aku kemudian menggendong wanita yang pingsan sambil memegang beberapa kantong plastik yang berisi makanan. Bagaimanapun juga, dunia telah hancur dan aku harus menjalani kehidupan baru.
"Bawa aku ke tempat kelompok kalian berada."
* * *
Stasiun Geumho awalnya adalah tempat yang akan tumbuh menjadi basis wilayah setelah diatur oleh Yoo Jonghyuk. Dalam regresi pertamanya, Yoo Jonghyuk menerobos skenario utama kedua bersama sekelompok orang dari Stasiun Geumho, memungkinkan orang-orang dari kelompok tersebut menempati tempat di era baru. Meski begitu, itu terjadi saat putaran regresi pertama. Pada putaran regresi ketiganya, Yoo Jonghyuk berbeda. Di regresi ketiga, Yoo Jonghyuk adalah sosok monster yang memonopoli segalanya.
(Regresi yaitu kembali ke masa lalu.)
"... Meski begitu, dia adalah tipe orang yang akan melakukan pembersihan secara menyeluruh."
"Hah?" Pria yang mengantarku terkejut.
"Aku hanya sedang berbicara pada diriku sendiri. Itu sudah menjadi kebiasaan."
[Rasi bintang 'Plotter Rahasia' menyukai monologmu.]
"Ya, silahkan lewat sini."
Orang-orang dari Grup Cheoldoo berhenti bergerak. Saat turun ke dasar platform gelap, tempat dimana masih ada cahaya, aku mendengar suara dengungan orang-orang saat menuruni tangga.
"Orang-orang dari kelompok arus utama terluka!"
Beberapa orang bergegas datang membantu. Ternyata ada lebih banyak peraturan dari yang aku pikirkan, karena orang-orang ini bergerak secara teratur. Sementara itu, aku menemukan wajah-wajah yang familier.
"Ya Tuhan. Dokja-ssi! Dokja-ssi!"
('ssi' adalah bentuk panggilan yang sopan atau rasa hormat terhadap orang lain.)
Untungnya tidak terjadi apa-apa pada mereka. Aku menyapa wanita itu, "Yoo Sangah-ssi."
"Aku senang. Sungguh, aku sangat senang!" Yoo Sangah berdiri di depanku dengan ekspresi senang. Aku terkejut hingga tiba-tiba menawarkan jabat tangan yang canggung. Ada banyak goresan di punggung tangan Yoo Sangah, itu menunjukkan bahwa dia telah menderita cukup banyak dalam empat hari terakhir. Aku mendengar suara yang mendekat, disusul sesuatu yang menempel di kakiku.
"Kamu hidup." Itu adalah Lee Gilyoung.
Aku membelai kepala anak itu lalu bertanya, "Apa kamu baik-baik saja?"
Lee Gilyoung mengangguk. Dia pasti lapar karena pipinya terlihat sangat kurus. Aku mengeluarkan sebatang coklat dari tas, kemudian meletakkannya di telapak tangan Lee Gilyoung.
"Aku tahu kamu masih hidup, Dokja-ssi."
Aku melihat Lee Hyunsung. Otot-otot bagian atasnya tampaknya menjadi lebih padat. Mungkin karena dia telah melindungi Yoo Sangah dan Lee Gilyoung. "Aku benar-benar minta maaf karena meninggalkan Dokja-ssi..."
"Itu adalah situasi yang tidak bisa dihindari."
"Fiuh, aku senang Yoo Jonghyuk-ssi perkataan benar."
… Yoo Jonghyuk? Mengapa nama itu disebut disini? Lee Hyunsung memperhatikan gerak-gerikku beberapa saat, lalu berkata, " Yoo Jonghyuk-ssi mengatakan bahwa Dokja-ssi mungkin masih hidup..."
"... Dimana Yoo Jonghyuk sekarang?"
"Dia tidak ada disini sekarang."
Pria itu tidak disini?
"Yoo Jonghyuk-ssi meninggalkan stasiun kemarin. Jadi..."
Aku bisa bahkan bisa menebak sebelum Lee Hyunsung selesai berbicara. Aku mengerti, Yoo Jonghyuk adalah tipe orang yang tidak sabaran.
"Ah, satu lagi, kepala departemen-"
Yoo Sangah tidak menyelesaikan ucapannya karena sekelompok pria tiba-tiba datang mengganggu. Meskipun demikian, itu adalah hal yang baik.
"Semuanya, menyingkir!"
Aku tidak perlu mendengar penjelasan untuk melihat apa yang terjadi secara langsung. Tiga hingga empat pria bersenjatakan palu dan pipa mulai mengepungku. Ada wajah yang familiar di antara mereka.
"K-Kamu...!" Han Myungoh yang sempat meninggalkanku di 'Jembatan Genap' terlihat seperti baru saja melihat hantu. Han Myungoh pasti sudah bergabung dengan Grup Cheoldoo. "Si-singkirkan orang itu! Dia orang yang sangat jahat! Dia seharusnya tidak ada disini!"
Pencuri memang selalu menjadi orang yang gelisah. Han Myungoh berseru dengan liar. Namun, aku melihat pria-pria lain hanya saling memandang dan tidak bergerak. Ada sesuatu yang aneh. Han Myungoh ditempatkan di tengah kelompok tapi mereka tidak mendengarkan perintahnya?
"Haha, Han-hyung. Bukankah semua orang harus akur?"
('Hyung' adalah sebutan untuk kakak laki-laki. Namun sebutan ini hanya digunakan oleh laki-laki kepada laki-laki yang lebih tua.Jadi, 'Han-hyung' dibaca menjadi 'Kakak Han'.)
"Ah, i-itu..."
Kelompok itu bergerak secara terbelah hingga sebuah jalan terbentuk. Seorang pria kurus muncul di antara mereka. Aku bisa tahu hanya dengan melihat matanya. Orang ini punya sponsor.
"Kamu orang baru, senang bertemu denganmu. Boleh aku bertanya siapa namamu?"
"Kim Dokja."
"Dokja-ssi, kenalkan aku Cheon Inho."
Cheon Inho? Rasanya seolah aku harus mengingat nama ini. Aku memasukkan kekuatanku ke tangan yang memegang duri. Sepertinya orang itu adalah pemimpin Grup Cheoldoo. Pria itu telah kehilangan setengah dari anak buahnya, jadi mungkin dia datang untuk membuat masalah.
"Aku sudah mendengar semuanya dari kelompokku yang datang bersamamu. Kamu melawan monster dan menyelamatkan anggota kelompokku."
… Apa?
"Semuanya, mari berkumpul! Kita memiliki anggota baru yang berani!"
Mendengar kata-kata Cheon Inho, orang-orang mulai berdatangan ke arahku satu per satu. Saat itulah aku tahu. Mustahil bagi Han Myungoh untuk mengumpulkan orang-orang sebanyak ini. Cheon Inho adalah pemimpin sebenarnya dari kelompok ini.
"Wah! Ini makanan!"
Mata lapar mereka tertuju pada kantong plastik yang kupegang. Kemudian Cheon Inho berbicara seolah-olah dia telah menunggu, "Dia membawa semua itu untuk kita. Dia adalah orang baik yang langka."
Kata-kata itu membuat semua mata memandangku seolah aku adalah penyelamat. Seorang ibu yang menggendong anak serta lelaki tua yang kakinya terluka menatapku dengan sungguh-sungguh.
Cheon Inho… Sepertinya aku mulai ingat. Ya, ada orang seperti ini di Stasiun Geumho.
[Rasi bintang 'Plotter Rahasia' bersemangat.]
Di dunia yang hancur ini, bahaya sebenarnya bukanlah orang-orang seperti Bang Cheolsoo. Manusia yang bergerak karena putus asa sama sekali tidak berbahaya bagiku. Orang yang benar-benar berbahaya adalah orang yang menggunakan keputusasaan orang lain sebagai pupuk untuk kekuasaan. Sama seperti pria dihadapanku sekarang.
"Selamat datang di Stasiun Geumho, Kim Dokja-ssi."
Cheon Inho tertawa saat menatapku. Dia terkekeh sambil menjabat tanganku. Cheon Inho tidak akan pernah tahu. Pada saat ini, masa depannya telah diputuskan.
0 Komentar