Update Selasa, 14/06/22
Translator: Irina Aoi
Editor: Yumeko
Chapter 3 - Pemasaran dari Mulut ke Mulut
“Domba-domba yang hilang ini adalah orang tuaku?”
(Dikarenakan Rembrary adalah seorang pendeta jadi dia memanggil orang lain sebagai domba sesuai dengan ajaran agamanya)
Rembrary bergumam tanpa sadar.
“Kami bahkan tidak terlihat mirip. Bagaimana wajah-wajah itu menghasilkan wajah diriku yang sekarang?”
Perkataan tidak masuk akal Rembrary meyakinkan pria berkacamata dan CEO Lim.
Dia sepertinya benar-benar kehilangan ingatan.
Dari memanggil orang tuanya domba-domba yang hilang, hingga menggumamkan hal-hal seperti 'Bagaimana bisa orang tua jelek ini melahirkan anak tampan sepertiku?'. Itu adalah komentar absurd yang tidak bisa dibuat-buat jika dia tidak kehilangan ingatannya. Meskipun Woo Yeonwoo orang yang agak aneh, dia sangat mencintai orang tuanya. Memang benar wajah Yeonwoo tidak mirip dengan orang tuanya tetapi dia tidak mungkin mengatakan itu kecuali dia sudah gila…
"Jongwoo..."
Setelah menghela napas, CEO Lim menginstruksikan pemuda berkacamata.
"Kamu bilang kepalanya terbentur, bukan?"
"Iya, pak."
"Bawa anak ini ke rumah sakit cepat."
* * *
'Pemuda berkacamata itu bernama Jongwoo.'
Rembrary ingat nama pemuda itu dengan jelas.
Sampai aku menemukan jalan kembali ke dunia asalku, aku harus tinggal di dunia ini. Aku harus mengingat semua yang aku lihat dan dengar untuk beradaptasi dengan hidup di sini.
Ketika Jongwoo membawanya ke gedung putih yang mereka sebut 'rumah sakit', Rembrary buru-buru memperhatikan sekeliling. Dia melihat pemandangan yang mengejutkan.
Ada sebuah kotak tipis dan lebar yang tergantung di dinding. Dari dalam kotak itu, Rembrary bisa melihat dirinya sendiri, tubuh yang sama persis dengan dirinya, berada di dalam sana. Di dalam kotak, musik yang sama yang ia dengar di panggung dimainkan. Para anggota grup di atas panggung bersama-sama menari dengan keras. Sementara Rembrary adalah satu-satunya anggota yang hanya berdiri diam.
Ketika adegan berakhir, layar tiba-tiba berubah. Seorang pria dan seorang wanita berdiri di atas panggung. Mereka berdua berpakaian mencolok dan mengenakan sesuatu yang aneh di sekitar kepala mereka. Mereka tersenyum, lalu berbicara dengan canggung.
-Ya, itulah penampilan dari Wild Animal.
-Ha ha. Koreografi mereka… unik?
-Ya, itu unik, bukan?
Alih-alih saling memandang saat berbicara, mereka malah melirik kertas yang mereka pegang.
Apa itu seperti perangkat video yang memutar rekaman video?
Saat menatap kosong ke kotak itu, Rembrary bisa merasakan tatapan orang-orang memandangnya dengan aneh. Rembrary mengalihkan pandangannya dari kotak dan melihat sekeliling. Orang-orang yang duduk di dekatnya melirik ke arahnya.
Kemudian Rembrary mendengar seseorang berkata, “Bukankah itu dia?"
Mereka tidak bertanya pada Rembrary, tapi Rembrary malah menjawab pertanyaan mereka dengan senyuman.
"Kamu benar, itu aku."
Jongwoo tiba-tiba muncul entah darimana langsung menutup mulut Rembrary sehingga tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.
"Tidak. Dia bukan Woo Yeonwoo itu, dia Woo Yeonwoo yang berbeda. Ha ha."
Jongwoo berbohong, kemudian menyeret Rembrary ke suatu tempat. Rembrary pikir dirinya akan diseret ke tempat yang jauh, tapi ruangannya ternyata tidak sejauh itu.
“Silakan masuk...”
Ketika orang yang berdiri di pintu memandang Rembrary dengan rasa ingin tahu, Jongwoo tertawa canggung dan menyeret Rembrary sekali lagi.
Saat mereka masuk, pintu langsung tertutup. Ada meja besar di dalam ruangan, dan gantungan panjang di atasnya. Sebuah jubah putih tergantung di gantungan. Di depan meja adalah orang yang tampaknya menjadi pemilik atau jubah putih itu.
“Selamat datang, Woo Yeonwoo-ssi. Kamu terluka di area mana saja?"
('ssi' adalah bentuk panggilan sopan atau rasa hormat terhadap orang lain)
Wanita itu bertanya begitu keduanya masuk, tetapi Jongwoo yang menjawab setelah membantu Rembrary duduk di kursi.
"Aku tidak tahu apa kamu sudah melihat beritanya, tapi kamu harus merahasiakan percakapan ini…”
"Percaya saja padaku, aku telah berbicara ditelepon dengan CEO kalian."
Jongwoo melanjutkan ceritanya dengan napas lega.
“Woo Yeonwoo kehilangan ingatannya setelah kepalanya terbentur. Aku pikir dia bercanda, tetapi dia bahkan tidak mengenali orang tuanya.”
Wanita itu mengangkat alisnya dan bertanya dengan keseriusan yang jelas dalam suaranya.
“Woo Yeonwoo-ssi, dimana tepatnya dan kapan kepalamu terbentur?”
“Kepalaku terbentur di kamar mandi…”
"Ada berbagai tempat di kamar mandi."
"Kepalaku terbentur bak mandi marmer."
Ketika Rembrary menceritakan versi ceritanya sendiri, Jongwoo, yang berada di sebelahnya, mulai meratap kasihan.
"Lihat ini, kami bahkan tidak memiliki bak mandi, apalagi bak mandi marmer. Woo Yoonweo tampaknya dalam kondisi serius.”
“Tidak ada bak mandi di kamar mandi?Jika tidak ada bak mandi di kamar mandi, mengapa itu di sebut kamar mandi?”
Setelah Rembrary menanyakan hal aneh itu, wanita itu terheran.
"Sepertinya Woo Yoonweo mengidap amnesia atau bisa saja mythomania."
(Mythomania--kecenderungan abnormal untuk membesar-besarkan sesuatu atau berbohong.)
Sebuah pemeriksaan yang berlangsung hampir tiga jam.
Rembrary menyadari bahwa wanita yang tampak lelah itu adalah seorang dokter, sementara orang yang berdiri di pintu adalah perawat.
Dan fakta bahwa tidak ada pendeta di tempat ini.
Rumah sakit sama sekali tidak ada kaitannya dengan kuil. Dokter bilang pengobatan tidak dilakukan oleh pendeta. Dokter yang mendiagnosis penyakit dan juga mengobati penyakit. Rembrary tercengang ketika mengetahui fakta ini.
Segalanya menjadi aneh ketika dia menempati tubuh yang berbeda.
Dunia tanpa pendeta.
Namun, tidak peduli betapa terkejutnya Rembrary, pemeriksaan kesehatan masih berlanjut. Setelah pemeriksaan berakhir, Rembrary kembali ke ruangan tempat dia pertama kali masuk.
Dokter yang telah menunggu sambil memegang selembar kertas putih dengan serius berkata kepada Rembrary dan Jongwoo yang baru saja masuk.
"Woo Yeonwoo sangat sehat."
Jongwoo terkejut.
"Sehat?"
Joongwoo mengarahkan tangannya ke kepala Rembrary.
"Disini juga?"
“Ya, tidak ada memar. Itu juga berlaku untuk area tubuh yang lain.”
Jongwoo melotot kaget.
“Jika Woo Yeonwoo benar-benar sehat, lalu bagaimana dia bisa kehilangan ingatannya?”
“Bukannya tidak mungkin tapi ini bisa saja terjadi karena tubuh setiap manusia rumit, tapi…”
Dokter menjawab, melirik Rembrary, yang diperiksa dengan benda aneh di atas kursi.
"Pertama-tama, cederanya belum diidentifikasi."
Kata dokter sambil menatap mata Jongwoo.
"Apa kamu ingin aku membawanya ke tempat lain?"
Dokter itu mungkin mengatakan bahwa ini adalah masalah tentang mental.
Jongwoo menjabat tangan dokter, kemudian membawa Rembrary ke ruang ganti. Saat Jongwoo memperhatikan Rembrary mengganti pakaiannya...
"Hah?"
Jongwoo tiba-tiba menyadari sesuatu yang aneh.
“Yeonwoo, kenapa kamu tidak memiliki bekas luka perutmu?”
"Apa maksudmu?"
"Bekas luka bedah. Dari kecelakaan lalu lintas.”
"Diriku telah kehilangan ingatan, kamu pikir diriku akan ingat tentang bekas luka?"
“Bukan itu…”
Jongwoo bergumam sambil menatap dengan curiga.
"Mereka bilang itu adalah bekas luka yang bahkan tidak bisa dihilangkan dengan operasi..."
Kurasa kekuatan suciku secara alami menyembuhkan bekas luka itu.
Rembrary buru-buru mengganti pakaiannya, berpura-pura tidak tahu apa-apa.
Jongwoo menatap Rembrary yang dia anggap sebagai 'Woo Yeonwoo'.
Mengapa ingatan Woo Yeonwoo menghilang bersama dengan bekas lukanya. Pikiran bahwa orang yang berdiri dihadapannya sekarang mungkin adalah kembaran Yeonwoo atau seseorang yang mirip dengannya, muncul di benak Jongwoo. Namun, itu mustahil terjadi. Pintu masuk asrama mereka dijaga dengan ketat. Saat Rembrary berada di asrama, dia langsung diseret oleh para anggota. Selain itu, bukan bekas luka yang penting sekarang. Tapi kepalanya...
“Yeonwoo, tetaplah disini. Jangan pergi kemana-mana, oke?"
Setelah membawa Rembrary ke ruang tunggu perusahaan, dan menyuruhnya untuk tidak kemana-mana, Jongwoo kemudian pergi ke kantor CEO.
CEO Lim dengan gugup mondar-mandir di sekitar ruangan, dan bertanya pada Jongwoo segera setelah dia masuk.
"Jadi bagaimana keadaan Yeonwoo?"
Pria itu telah menerima hasil tes kesehatan dari Jongwoo setelah hasil tesnya keluar, tetapi dia merasa harus mendengarnya secara langsung.
“Yeonwoo sehat.”
"Bukankah kepalanya terbentur?"
"Seperti yang dikatakan dokter, kepala Yeonwoo saat ini baik-baik saja."
"Ini hampir membuatku gila."
CEO Lim bergumam dengan napas lega.
"Namun Dokter Park menyarankan agar kita mengirimnya ke rumah sakit jiwa."
CEO Lim terkejut, tangannya gemetar.
"Tidak mungkin. Tapi jika ini berkaitan dengan mentalnya...”
“Jika kita mengatakan bahwa Yeonwoo kehilangan ingatanmu karena kecelakaan, semua orang mungkin akan bersimpati. Kesalahan Yeonwoo akan ditutupi, dan orang-orang yang berkomentar buruk tentangnya akan merasa menyesal.”
“·······”
“Namun, bagaimana jika dia kehilangan ingatan tanpa alasan yang jelas? Apa yang akan orang-orang itu katakan? Mereka akan mengatakan bahwa Yeonwoo gila. Entah itu rumor tak berdasar ataupun bukan."
CEO Lim mengerang dan memutar tubuhnya.
Dia menjatuhkan diri di sofa lalu memegangi kepalanya.
"Dan kamu tahu betapa istimewanya penyakit mental di negara kita, kan?"
"Benar."
“Hanya ada dua penyakit mental yang diterima masyarakat. Depresi dan gangguan kecemasan.”
Jongwoo terdiam.
Sayangnya, inilah realitas industri hiburan saat ini. Jika seorang artis atau bintang besar terkena penyakit mental, orang-orang mungkin tidak terlalu mempermasalahkannya. Namun, jika idola yang tidak terkenal memulai debutnya dengan masalah seperti itu, jelas itu merupakan kerugian besar.
CEO Lim menyadari bahwa apa yang dia katakan mungkin agak kasar. Jadi dia menambahkan, dengan nada yang jauh lebih tenang.
“Wajah Yeonwoo sekarang dikenal banyak orang berkat insiden itu, jika kita mengungkapkan bahwa dia memiliki penyakit mental, begitu dia berhenti menjadi idola, dia akan kesulitan mendapatkan pekerjaan.”
"… Aku mengerti."
“Selain itu, Yeonwoo juga tidak berbuat buruk, seperti menjadi tidak terkendali atau menyakiti orang lain.”
Setelah berpikir panjang, CEO Lim akhirnya mengambil keputusan.
“Mari kita simpan fakta bahwa Yeonwoo kehilangan ingatannya. Posting saja artikel yang mengatakan bahwa dia hanya berdiri diam di atas panggung dan tidak menari karena sedang tidak enak badan.”
"Apa orang-orang akan percaya?"
"Kita harus segera mengeluarkan pernyataan bahkan jika mereka tidak percaya."
"Baiklah."
“Meskipun publisitas mereka menjadi buruk, nama 'Wild Animal' akan menempel di pikiran orang-orang. Biarkan Yeonwoo beristirahat dan suruh para anggota untuk pulang ke asrama. Setelah itu kita akan melakukan beberapa promosi kecil.”
"Ya, pak."
“Aku akan jujur dan menceritakan tentang ini kepada orang tua Yeonwoo. Biaya penyelesaian akan tetap masuk bahkan jika dia tidak melakukan promosi apapun... Bagaimanapun, jangan bertindak gegabah."
Meskipun CEO Lim merasa kasihan pada Yeonwoo, membiarkan Yeonwoo beristirahat adalah tindakan terbaik yang bisa ia pikirkan sekarang. CEO Lim menghela napas dan menginstruksikan Jongwoo untuk keluar.
Tetapi ketika hendak pergi, nada dering berbunyi keras dari ponsel Jongwoo. Itu adalah nada dering dengan lagu debut yang sama, tetapi dinyanyikan oleh idola berbeda yang hampir berhasil.
Jongwoo dengan cepat mengeluarkan ponselnya dari saku, lalu keluar ruangan saat menjawab telepon.
“Ya, ini dengan Lee Jongwoo dari LLL Entertainment.”
CEO Lim berbaring di sofa.
Jongwoo sudah keluar, tetapi CEO Lim masih bisa mendengar panggilan telepon itu dari celah pintu.
CEO Lim mengeluarkan permen, ketika dia berpikir bahwa dia ingin merokok lagi meskipun dia sudah berhenti merokok.
"Ya."
“…”
"Ya."
“…”
"Ya, ya?!"
Tapi kemudian, Jongwoo yang menjawab telepon tiba-tiba berteriak.
Bukannya mengupas permen, CEO Lim malah mengangkat bagian atas tubuhnya untuk melihat apa yang terjadi pada Jongwoo.
Pintu terbuka lebar, Jongwoo lalu masuk. Jongwoo masih memegang ponsel di telinganya. CEO Lim bertanya-tanya mengapa Jongwoo masuk tanpa menutup telepon.
“Yeonwoo kami adalah topik hangat di media sosial dan radio? Karena Yeonwoo bilang 'Dia tidak tahu cara menari'?! Kalian bahkan ingin mewawancarainya? Kalian ingin mewawancarai Yeonwoo dan melakukan pemotretan dengannya?!”
Jongwoo menatap CEO Lim dengan tatapan seolah 'Apa yang harus aku lakukan?'.
CEO Lim dengan cepat memberi isyarat.
'Bilang iya! Apapun yang terjadi katakan iya!’
Sebelumnya | Selanjutnya
1 Komentar
Maaf guys, untuk hari ini sepertinya cuman update 1 chapter. Soalnya raw English Until The Witch Dies belum update lagi dan mood tl gw lagi gk bagus buat translate novel Keiken-chi, jadi maklumin ya guys. Maafkan saya.
BalasHapus